Weaning With Love 2
Ternyata sangat berat menyapih anak tu ya. Apalagi ingin memutuskan untuk tidak menggunakan teknik puting dioles yang pait-pait. Teknik oles yang pait ini akan menjadi jalan paling terakhir yang akan Mima tempuh. Mima sampai saat ini masih yakin, Hikari bisa melewati fase ini dengan baik.
Ini hari ketiga mencoba menyapih Hikari. Belum full tanpa ASI, frekuensinya sudah dikurangi. Alhamdulillah, di hari kedua Hikari berhasil tidur siang tanpa nen meski menangis dan berteriak. Tapi Hikari kembali berhasil melewatinya dengan baik. MasyaAllah.
Malam hari yang lagi-lagi terasa sangat berat. Malam kedua, kebetulan Ayah sedang lembur sampai tengah malam di kantor. Alhasil Mima harus berjuang sendiri membantu Hikari tidur tanpa nen sekaligus tetap memberikan perhatian pada si sulung, Salvito.
Entah kenapa malam itu Salvito sangat kooperatif sekali. Dia mengajak adiknya bermain bersama sebelum waktunya tidur. Mereka tertawa bersama-sama, berlarian di dalam rumah. Hal seperti ini jarang terjadi karena Salvito lebih sering menjaili adiknya dibanding mengajak bermain bersama. Tapi malam itu, Salvito lagi-lagi menempatkan dirinya sebagai seorang teman dan kakak untuk adiknya Hikari. Masya Allah.
Waktunya untuk tidur. Seperti biasa Salvito akan tidur sendiri setelah dia minum susu. Terkadang harus ditemani, seringnya akan tertidur sendiri tanpa harus dikelonin. Alhamdulillah. Malam hari yang terasa sangat berat. Hikari terbangun dari tidurnya dan mengamuk meminta nen. Langsung pasang sabuk pengaman untuk menemani Hikari. Tentu tak lupa menyelipkan doa, afirmasi dan semua kata positif yang semoga bisa membantu situasi histeris Hikari.
Sampai akhirnya Hikari bisa tertidur kembali dengan tenang setelah Mima peluk, gendong dan bacakan shalawat. Nampak sekali wajahnya yang puffy karena menangis. Rambutnya basah karena keringat yang dikeluarkan ketika menangis histeris. Air mata pun pecah saat menyanyikan shalawat untuk Hikari. Ya Allah, tega sekali diriku ini membairkan anakku sendiri menangis histeris hingga kelelahan dan terlelap. Berkali-kali Mima bisikkan kata-kata permintaan maaf dan terus mengulangi bahwa ini perintah Allah. Mima lakukan ini karena Mima ingin taat padaNya.
Physically and mentally hurt. Lelah, sedih, berat, semua jadi satu. Ya Allah kuatkanlah Mima. Ini belum seberapa. Perjuangan masih panjang. Mima harus bantu dan menyemangati Hikari untuk melewati fase ini sampai akhirnya bisa lulus ASI 2 tahun.
Dek...maafin Mima ya Nak. Semoga Hikari terus kuat dan bisa melewati ini dengan baik. Bismillah, biidznillah. Ada Allah yang selalu membantu kita.
Comments
Post a Comment